Senin, 29 Desember 2014

Memuliakan atau Menghinakan

Makhluk bernama wanita selalu saja membuat para lelaki terpesona sekaligus tersiksa. Bagaimana tidak, dengan pesonanya ia selalu dapat memikat setiap mata. Dengan pesonanya pula, lelaki dibuat untuk pandai-pandai memendam, mengaduk, dan mengolah rasa. Mungkin untuk itu ia dicipta. Begitu juga kau padaku. Segala hal yang ada padamu selalu saja menjadi misteri. Berita tentangmu selalu saja menarik bagiku. Membuatku terkagum-kagum, terpesona, terpikat, lalu tak ada yang bisa dilakukan selain menyimpan. Diam-diam. Sesekali, terang-terangan.

Dulu jauh sebelum kita bertemu, tak pernah aku setersiksa ini menjalani rasa. Ingin memuliakan dengan menikahimu, aku belum mampu. Ingin menghinakan dengan memacarimu, aku tak mau. Tak ada yang dapat kuperbuat selain mengolah rasa rindu ini sendirian - hingga kadang tercampur dengan pilu. Tak dapat pula kujalani apapun selain dengan menunggu. Mempersiapkan segala hal untuk nanti datang menjemputmu. Semoga. Dengan penuh harap dan ucap pada Tuhan pemilik segala.

Ya, jika memang belum mampu memuliakan(nya), jangan sampai menghinakan(nya).

Tidak ada komentar: