Selasa, 18 Oktober 2011

moving.moving

Dengan segala hormat dan permohonan maaf kepada pembaca blog ini (dan blogspot tentunya), saya mengalihkan kegiatan tulis-menulis saya ke tumblr.. silahkan kunjungi saya di http://aauchie.tumblr.com/.
Terima kasih..

Sabtu, 26 Maret 2011

Sebuah Jawaban

"pacar sih belum punya,...
hmm...(terdiam beberapa detik)
tapi calon istri udah ada!"

*tertawa ngakak guling-guling

(jawaban atas pertanyaan seorang teman yang memaksaku [selama berhari-hari] untuk memberitahukannya tentang apakah aku sudah punya pacar atau belum)

Sabtu, 15 Januari 2011

Hilang Satu Tumbuh Seribu


Kemarin hari terakhirku UAS di kampus -hal yang selalu membuatku 'berkesan' tiap tahunnya, mulai dari telat saat hari pertama UAS di semester pertama dan berakibat tidak di izinkan masuk :(, juga masih harus pinjam jas almamater saat UAS semester kedua (di kampusku diwajibkan memakai jas almamater saat UAS, -peraturan yang aneh memang), dan di UAS semester yang ketiga ini, aku harus disibukkan dengan persiapan UN 2011 (data anak-anak lah, US 1 lah, DNS lah, DNT lah), sampai-sampai harus kabur dan mengasingkan diri untuk beberapa saat.
hhe..
Hufth..!!
Akhirnya selesai juga UASku.
dan libur semesterpun tiba juga akhirnya, yaaaa walau cuma tiga minggu diselingi mengajar 3 hari di setiap minggunya.
Masih tetap bersyukur di kasih libur sama Pak Rektor yang baik hati..
Tapi eitss..!
Tunggu dulu, selesai satu tugas beberapa tugas masih menunggu di depan sana, (ibarat kata pribahasa, hilang satu tumbuh seribu) dan 3 minggu mungkin ngga bakalan cukup untuk semua itu.
Manusia tidak pernah merasa cukup memang, ckckck...
Dan semua tugas itu akan menghiasi minggu-minggu liburan semesterku tahun ini,
mulai dari;
Persiapan Ujian Nasional 2011 di SMA Plus Assa'adah, karena lagi-lagi aku menjadi sekretaris untuk kepanitian UN tahun ini, dan tahun ini akan berbeda dari UN-UN sebelumnya,.
Kata Pak Nuh melalui Permen nomor 45-nya tahun 2010 tertanggal 31 Desember, bahwa "Kelulusan peserta didik dalam UN ditentukan berdasarkan NA (Nilai Akhir)." Pasal 6 ayat 1, dan "NA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari nilai gabungan antara nilai S/M dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan Nilai UN, dengan pembobotan 40% (empat puluh persen) untuk Nilai S/M dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% (enam puluh persen) untuk Nilai UN." Pasal 6 ayat 2nya. Dan juga pasal 5 nya, "Nilai S/M (Nilai Sekolah/Madrasah) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan semester 5 untuk SMA/MA, SMALB dan SMK dengan pembobotan 60% (enam puluh persen) untuk nilai US/M dan 40% (empat puluh persen) untuk nilai rata-rata rapor."
Kemudian kata Blue Print Rakor Sosialisasi Ujian Nasional Dan Komputerisasi Penilaian Hasil Ujian Nasional 2010/2011 di Solo pada tanggal 28 s.d 31 Desember 2010 "Nilai sekolah harus sudah diterima pusat satu minggu sebelum UN" dan bahwa "UN SMA/MA dilaksanakan 18 s.d 21 April 2011".
Beda kaaan??
Rekap nilai raport semester 3,4,5, persiapan UAS, rekap nilai UAS, penyetorannya ke pusat, semuanya harus dilakukan sebelum acara -yang menurutku milik Depdiknas ini digelar.
Ini agenda yang besar, dan juga akan menyita perhatian cukup besar.
Bukan hanya aku, tetapi semua orang yang ada (dan berkepentingan) di dunia pendidikan di negeri ini.
Kedua, 'mengawal' Panitia GB (Gebyar Santri) 2011, acara tahunan santri Pondok Pesantren Modern Assa'adah (mirip dengan SDCnya CMBBS sekolah SMAku). Tahun ini aku dipercaya untuk menjadi pembimbing acara yang boleh dikatakan paling besar diantara kegiatan para santri, mendampingi anak-anak seusia kelas 2 SMA untuk mempersiapkan segalanya mulai dari Januari ini demi suksesi GB 2011.
Ketiga, meneruskan pembentukan Ikatan Alumni SMAN CMBBS bersama tim formatur dari teman-teman alumni yang belum kelar-kelar juga, yang udah setahun terbengkalai. Sejak 2010! dan ini udah tahun 2011 kan?
Memang terkadang sulit berkumpul bersama teman-teman yang sedang menempuh kuliah dan dengan kegiatan masing-masing ditempat yang tidak dekat satu sama lain,.
Dan aku akui membuat sebuah permulaan akan cukup menyita waktu, apalagi agar ikatan alumni ini benar-benar menjadi wadah yang tepat untuk menjadi tempat aspirasi dan silaturahmi alumni demi kemajuan almamaternya dan ikatan ukhuwah diantara kami.
Keempat, liburan 3 minggu ini akan kusempatkan untuk menengok bisnis yang mulai kurilis bersama kakekku di kampung halamanku di Ciboleger sana.
*sedang mencoba untuk benar-benar menjadi ekonom ceritanya mah. hhe..
Selanjutnya, memenuhi undangan seseorang untuk mengurusi beberapa hal mengenai bisnisnya yang pada kesempatan ini aku harus ke pergi ke Ibukota.
Entahlah si Ibu belum menentukan waktu tepatnya kapan kami akan kesana, tapi aku menyanggupinya pada 1 atau 2 hari diantara 3 minggu liburan semesterku ini.
Dan terakhir, sebelum tanggal 28 Januari 2011 -seperti tahun-tahun sebelumnya, aku harus bisa mendapatkan 'jaminan' untuk dapat kuliah di semester depan. Apalagi tabunganku yang semakin tipis, mungkin akan sulit untuk dapat dikatakan cukup agar bisa menambal kekurangannya (hufth..). Pokonya harus dapat, bagaimanapun caranya yang penting halal!
Atau jika tidak.. kejadian dua tahun lalu yang amat memilukan, (naudzubillah) akan terjadi lagi padaku.
*harus cari kerja tambahan ini mah..
Dan selebihnya, adalah rutinitas mengajar yang semoga tidak menjenuhkan, Ulangan Harian pertama, tugas-tugas, latihan-latihan, koreksian, pengulangan dan pendalaman materi (khusus untukku).
Rutinitas yang semoga ku tak terjebak didalamnya..
Dan saat ini aku hanya memohon pada Allah dengan doa yang amat aku sukai dari seorang sufi,
"Tuhan, aku tak meminta ringannya beban, pundak dan punggungku saja kuatkan..!"

Rabu, 12 Januari 2011

Sedikit Terlupakan

3 hari di rumah selama masa UAS ini mengingatkanku akan berbagai hal yang terlupa dan terpinggirkan sementara dari fikiranku selama ini.
Mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar, mulai dari hal bangun setiap shubuh sampai menjalani hidup ini, mulai dari punya sepatu sampai menuntut ilmu di perguruan tinggi, mulai dari bisa mengenalnya sampai mengenalNya.

Terkadang hal-hal kecil itu terkalahkan oleh rutinitas yang menjenuhkan hingga menjadikan semua itu terlupakan, terpinggirkan untuk sementara lebih tepatnya.
Juga keinginan-keinginan lain yang tak penting yang tak semestinya bermunculan, tapi justru malah merangkai menjadi satu.
Kecemburuan, keirihatian, ketidaksyukuran, keangkuhan, kesombongan, ketidakpentingan, justru bersamaku akhir-akhir ini -yang baru ku sadari bahwa ternyata itu menjadi sebab mengapa aku tak fokus menjalani semua ini.

Ah.. fokus!
itu saja kuncinya..!

Dan
bukankah jalan setiap masing-masing orang sudah di tentukan olehNya?
dan aku tahu jika Dia sudah menyiapkan jalan ini untukku.
Tinggal bagaimana aku menjalani semua ini dengan penuh ketekunan, kesungguhan, kegigihan dan keuletan.
Aku hanya kurang beryukur..

Tuhan, izinkanku bersembah sujud padaMu sebagai rasa syukurku atas apa yang Kau berikan.

Senin, 20 Desember 2010

Aku, Cinta, dan 'Cinta'

Cinta, tahukah engkau?
bahwa aku ternyata mencintai cinta,
aku cinta apa yang disebut dengan cinta,
aku cinta pencipta cinta,
ya..!
aku cinta sang pemilik cinta,
dan aku juga cinta dia yang mencintai cinta,
aku mencintai pencinta cinta,
aku juga cinta orang-orang yang mencintai dia yang mencintai cinta,
dan juga orang-orang yang mencintai sang pencipta dan pemilik cinta,
aku cinta aku yang mencintai cinta,
aku cinta dia yang mencintaiku,
dan akhirnya ku tegaskan hingga kuulangi,
aku mencintai cinta..!
dan..
aku cinta menjalani kisah cinta ini.
faham kau cinta..?!

Kamis, 30 September 2010

Tangga Kesuksesan

Baru tersadar,,.
Bahwa ketika kita merencanakan untuk mendaki gunung, yang menjadi tujuan kita adalah mendaki gunung tersebut, fokus utamanya adalah menaklukan gunung tersebut.
Yang kita pikirkan adalah hanya bagaimana caranya agar sampai di puncaknya.
Segala cara dan upaya akan kita lakukan untuk bisa berada di puncak gunung yang kita inginkan itu.

Sama halnya ketika kita mempunyai sebuah cita-cita dan keinginan-yang kata orang bijak, gapailah cita-citamu setinggi bintang di angkasa.
Banyak cara yang kita lakukan untuk menggapai cita-cita yang setinggi bintang diangkasa tadi.
Segala cara dan upaya pula akan dikerahkan untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan kita.
Kebanyakan dari kita, atau mungkin hampir dari semua dari kita, mencari bagaimana bisa berada di puncak tertinggi dari apa yang kita cita-citakan tadi.

Tapi ternyata ada hal yang luput dari pikiran kita.
Tanpa disadari, ketika kita hanya memikirkan bagaimana cara kita berada di puncak kesuksesan dan cara untuk melakukan perjalanan ke puncak yang kita inginkan itu, ada hal yang tidak pernah kita pikirkan.

Yaitu..,
Setelah kita mendaki gunung untuk mencapai puncak tertinggi, terkadang kita lupa bagaimana cara untuk turun dari puncak yang telah kita daki tersebut agar bisa kembali ke tempat asal kita berangkat.
(padahal lebih banyak orang tersesat saat turun dari gunung).
Setelah kita naik meniti tangga, terkadang kita lupa akan bagaimana kita bisa turun dari tangga tersebut.
Sama halnya ketika kita meniti jalan menuju kesuksesan, pikiran kita terpusatkan hanya untuk memikirkan dan merencanakan bagaimana kita bisa berada di puncak tanpa pernah memikirkan bagaimana cara menuruni tangga kesuksesan tadi.

Secara tidak langsung, ternyata kita telah merencanakan setengah perjalanan.
Tak merencanakan perjalanan yang sepenuhnya.

Menuruni tangga kesuksesan Penulis analogikan menjadi dua,
Pertama benar-benar turun dari tangga kesukesan. Itu artinya kita jatuh dari tangga kesuksesan tersebut.
Jika dimisalkan usaha, bangkrut atau gulung tikar istilahnya.
Kita jarang memikirkan hal tersebut karena memang kita tidak menginginkannya.Tapi apa yang pernah Penulis sampaikan, bahwa tak semua apa yang kita inginkan di dunia ini bisa terwujud dan sesuai dengan keinginan kita.
Hidup bagai roda yang berputar kadang di atas dan kadang berada di bawah.
Jadi apa salahnya kita berfikir bagaimana cara menghadapai keadaan turunnya kita dari tangga kesuksesan.
ketika kita siap sukses, saat itu pula kita harus siap gagal. agar ketika keduanya terjadi, kita benar-benar siap menghadapinya.

Dan yang kedua,
Menuruni tangga sama halnya dengan menyebarkan atau mengalirkan kesuksesan yang kita peroleh kepada orang lain. Bagaiamana kita bisa memanfaatkan apa yang kita peroleh dan kita miliki untuk kesejahteraan orang lain. Tidak hanya untuk sendiri.
Bagaimana menjadikan orang lain sukses adalah termasuk apa yang harus kita pikirkan ketika berada di puncak tangga kesuksesan.
bagi Penulis, itu salah satu makna dari “khorunnaasi anfa’uhum linnaasi”

Sabtu, 28 Agustus 2010

Nikmati saja...

Nikmati Saja…
Memang tidak semua apa yang kita inginkan di dunia ini bisa terwujud.
Inginnya nilai sepuluh dalam ujian, tapi kenyataannya tidak.
Inginnya juara kelas dalam satu semester, tapi kenyataannya tidak,
Inginnya kuliah di perguruan tinggi impian, tapi kenyataannya tidak,
Inginnya kerja enak dan mendapatkan pengahasilan besar, tapi kenyataanya tidak,
Inginnya hidup mewah dan enak, tapi kenyataannya tidak.
Dan banyak lagi keinginan-keinginan lain, yang kemudian ada yang menjadi kenyataan, namun banyak pula tidak mejadi kenyataan seperti yang kita harapkan.

Tapi memang seperti itulah hidup.
Tak selalu menyenangkan,
Tapi tidak pula selalu menyedihkan.
Jadi inget reff sebuah lagu seorang kawan Penulis,
“....hidup ini tak slamanya senang, tak slamanya susah, slalu berubah..…”

Jika kita dalam keadaan senang, pastilah kita akan ikut senang dan gembira dan menikmati itu semua. Tapi jika kemudian kita dalam keadaan susah, kebanyakan dari kita menggerutu dan kemudian sedih dan kehilangan semangat hidup yang akhirnya menyebabkan keputusasaan.
Seharusnya kita berlaku adil.
Jika senang, nikmatilah itu,
dan jika kemudian susah, nikmati pula lah itu.
Karena jika tidak dinikmati, waktu untuk melewati hari-hari itu akan sangat menyiksa diri kita.
Akan terasa sekali penderitaan kita, saat hari-hari yang penuh kesedihan dilewati dengan kesedihan dan ketersikasaan pula.
Daripada melewati hari-hari dengan penuh ketersiksaan, cobalah mulai untuk menikmati penderitaan dan kesusahan yang kita alami.
Ikhlaskan apa yang tidak dapat diraih dan syukuri apa yang telah didapat.
Hadapi dengan sabar apa yang memang tidak enak itu. Karena dengan kesabaran itu, Allah akan merubah keadaan yang dialami.

Dan seperti sebuah kata bijak klasik yang sering kita dengar, bahwa dunia ini seperti roda yang terus berputar. Kadang di bawah dan kadang diatas.
Kadang senang kadang juga susah.
Jika sedang berada di atas, semua orang pasti senang, tapi kemudia jika di bawah seharusnyalah kita menerima dengan ikhlas dan mengubah diri kita untuk berusaha menikmati semua itu.
Walau terkadang itu sulit, nikmati sajalah!
Karena semua itu pasti akan berlalu..!!