Jumat, 16 Desember 2011

#BebersihBaduy

Kita semua tahu apa itu Baduy. Salah satu dari ribuan suku yang dimiliki Indonesia yang berada di daerah pedalaman Banten, di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten lebih tepatnya.
Kita semua tahu bahwa suku ini terdiri dari Baduy Luar dan Baduy Dalam yang keduanya terpisahkan oleh kebun, huma, hutan, sungai, bukit, dan dihiasi kontur pegunungan yang indah sejauh belasan kilometer hingga perlu stamina lebih untuk mengunjungi keduanya.
Kita semua juga tahu bagaimana terisolirnya masyarakat ini (terutama Baduy Dalam), yang kemudian itu justru menjadi keunikan dan daya pikatnya hingga daerah ini menjadi sebuah kawasan wisata budaya.
Kita semua tahu itu.
Tapi tidak semua dari kita tahu berapa banyak pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia ditiap akhirnya pekannya yang datang kesana, apalagi jika masa liburan tiba jumlahnya bertambah berkali lipat.
Tidak semua dari kita tahu tentang berapa banyak sampah yang ditinggalkan pengunjung tersebut disepanjang jalan setapak sejauh 12 km dari Kadu Ketug (Baduy Luar) hingga Cibeo (Baduy Dalam).
Tidak semua dari kita juga tahu akan betapa besarnya akibat yang ditimbulkan dari penyakit manusia ini di masa yang akan datang yang dapat mengganggu kelangsungan hidup mereka, alam mereka dan kita juga.
Dan tidak semua dari kita tahu tentang wacana yang pernah muncul kepermukaan –yang terdengar sedikit gila, bahwa suatu saat nanti Kawasan Wisata Budaya Baduy hanyalah sebuah miniatur yang ditempatkan di Ciboleger (terminal pemberhentian terakhir sebelum ke Baduy, 100 m dari Baduy Luar). Pengunjung hanya dapat melihat daerah Baduy dari miniatur tersebut, tanpa diperbolehkan memasuki kawasan Baduy yang sebenarnya. Hal ini muncul karena kekecewaan masyarakat Baduy atas tindakan pengunjung yang telah merusak lingkungan Baduy, secara langsung maupun tidak. Ini salah satunya dapat terlihat dari banyaknya sampah yang berserakan sepanjang jalan dari Baduy Luar hingga Baduy Dalam.
Tidak semua dari kita tahu itu.
Dari sana saya sadar bahwa kita sebagai bagian dari masyarakat sekitar Baduy harus melakukan sesuatu untuk mencegah wacana gila ini terwujud, atau setidaknya menjaga alam Baduy tetap terjaga tanpa pernah terusak dan terusik oleh perbuatan manusia itu sendiri, hingga anak cucu kita dapat menikmatinya juga.
Saya sadar, ada sesuatu yang harus kita lakukan dan perbuat.
Dan #BebersihBaduy adalah salah satu jawabannya!
Dengan #BebersihBaduy, saya, kamu, rekan-rekanmu dan juga orang-orang yang pernah/sedang/akan menginjakan kaki di tanah ulayat Baduy, ingin bertindak dan berbuat! untuk Baduy!

Jadi, apa itu #BebersihBaduy?
#BebersihBaduy adalah sebuah gerakan. Sebuah tindakan nyata yang dapat kita lakukan saat berkunjung ke Kawasan Wisata Budaya Baduy.

Mengapa gerakan ini muncul?
Seperti yang telah telah dipaparkan diatas, bahwa gerakan ini berangkat dari sebuah keprihatinan terhadap banyaknya sampah yang berserakan disepanjang jalan setapak menuju Kawasan Wisata Budaya Baduy. Dari Kaduketug (Baduy luar) hingga Cibeo (Baduy dalam) sepanjang 12 km.
Dengan kata lain, gerakan ini adalah tindakan pengobatan (atas sikap manusia yang buang sampah sembarangan) sebagai upaya pencegahan terhadapa bencana yang lebih besar yang mungkin tidak pernah kita sangka di masa mendatang.

Siapa yang bisa melakukan gerakan ini?
Gerakan ini bisa dilakukan oleh siapapun, tanpa batas usia mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Mulai dari pelajar SD, SMP, SMA, hingga Mahasiswa, ataupun mulai dari Petani, Supir, Pengusaha, Dosen, Dokter hingga bahkan Presiden. Yang terpenting mereka sedang berkunjung/berwisata ke daerah Kawasan Wisata Budaya Baduy.

Kapan kita bisa melakukan gerakan ini?
Gerakan ini tak terikat waktu, kapanpun kita bisa melakukannya selama kita sedang mengunjungi Kawasan Wisata Budaya Baduy.

Bagaimana melakukan gerakan ini?
Gerakan ini mudah sekali dilakukan. Untuk saat ini, cukup hanya dengan membawa kantong plastik saat hendak pergi ke Baduy, Anda sudah bisa melakukannya. Yang kemudian memunguti setiap sampah yang ditemukan selama perjalanan dari Kaduketug (Baduy luar) hingga Cibeo (Baduy dalam). Begitu juga saat perjalanan pulang.
Dan kantong plastik itu bisa anda manfaatkan untuk menyimpan sampah selama dalam perjalan dan selama Anda menginap di Baduy Dalam.
Setelah kantong plastik tersebut terisi (penuh ataupun tidak), buanglah ke tempat pembuangan sampah didaerah perbatasan Kaduketug (Baduy luar) dengan Ciboleger, tepatnya di SDN 2 Bojong Menteng. Yang selanjutnya akan di bakar dan/atau di daur ulang.
Jika Anda tidak punya waktu ke Baduy dan/atau melakukan gerakan ini, mari beritahu rekan-rekan kita yang hendak berkunjung ke Baduy tentang gerakan ini,. Mudah saja, tinggal katakan ke mereka yang hendak pergi ke Baduy, ‘Mau ke Baduy? Jangan lupa bawa kantong plastik..!’
Atau jika tidak, cukup beritahu mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan disana.
Simple kan?
Baduy adalah warisan budaya untuk anak cucu kita, bukan hanya untuk kita, yuk kita jaga bersama..! :)

Selasa, 18 Oktober 2011

moving.moving

Dengan segala hormat dan permohonan maaf kepada pembaca blog ini (dan blogspot tentunya), saya mengalihkan kegiatan tulis-menulis saya ke tumblr.. silahkan kunjungi saya di http://aauchie.tumblr.com/.
Terima kasih..

Sabtu, 26 Maret 2011

Sebuah Jawaban

"pacar sih belum punya,...
hmm...(terdiam beberapa detik)
tapi calon istri udah ada!"

*tertawa ngakak guling-guling

(jawaban atas pertanyaan seorang teman yang memaksaku [selama berhari-hari] untuk memberitahukannya tentang apakah aku sudah punya pacar atau belum)

Sabtu, 15 Januari 2011

Hilang Satu Tumbuh Seribu


Kemarin hari terakhirku UAS di kampus -hal yang selalu membuatku 'berkesan' tiap tahunnya, mulai dari telat saat hari pertama UAS di semester pertama dan berakibat tidak di izinkan masuk :(, juga masih harus pinjam jas almamater saat UAS semester kedua (di kampusku diwajibkan memakai jas almamater saat UAS, -peraturan yang aneh memang), dan di UAS semester yang ketiga ini, aku harus disibukkan dengan persiapan UN 2011 (data anak-anak lah, US 1 lah, DNS lah, DNT lah), sampai-sampai harus kabur dan mengasingkan diri untuk beberapa saat.
hhe..
Hufth..!!
Akhirnya selesai juga UASku.
dan libur semesterpun tiba juga akhirnya, yaaaa walau cuma tiga minggu diselingi mengajar 3 hari di setiap minggunya.
Masih tetap bersyukur di kasih libur sama Pak Rektor yang baik hati..
Tapi eitss..!
Tunggu dulu, selesai satu tugas beberapa tugas masih menunggu di depan sana, (ibarat kata pribahasa, hilang satu tumbuh seribu) dan 3 minggu mungkin ngga bakalan cukup untuk semua itu.
Manusia tidak pernah merasa cukup memang, ckckck...
Dan semua tugas itu akan menghiasi minggu-minggu liburan semesterku tahun ini,
mulai dari;
Persiapan Ujian Nasional 2011 di SMA Plus Assa'adah, karena lagi-lagi aku menjadi sekretaris untuk kepanitian UN tahun ini, dan tahun ini akan berbeda dari UN-UN sebelumnya,.
Kata Pak Nuh melalui Permen nomor 45-nya tahun 2010 tertanggal 31 Desember, bahwa "Kelulusan peserta didik dalam UN ditentukan berdasarkan NA (Nilai Akhir)." Pasal 6 ayat 1, dan "NA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari nilai gabungan antara nilai S/M dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan Nilai UN, dengan pembobotan 40% (empat puluh persen) untuk Nilai S/M dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% (enam puluh persen) untuk Nilai UN." Pasal 6 ayat 2nya. Dan juga pasal 5 nya, "Nilai S/M (Nilai Sekolah/Madrasah) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan semester 5 untuk SMA/MA, SMALB dan SMK dengan pembobotan 60% (enam puluh persen) untuk nilai US/M dan 40% (empat puluh persen) untuk nilai rata-rata rapor."
Kemudian kata Blue Print Rakor Sosialisasi Ujian Nasional Dan Komputerisasi Penilaian Hasil Ujian Nasional 2010/2011 di Solo pada tanggal 28 s.d 31 Desember 2010 "Nilai sekolah harus sudah diterima pusat satu minggu sebelum UN" dan bahwa "UN SMA/MA dilaksanakan 18 s.d 21 April 2011".
Beda kaaan??
Rekap nilai raport semester 3,4,5, persiapan UAS, rekap nilai UAS, penyetorannya ke pusat, semuanya harus dilakukan sebelum acara -yang menurutku milik Depdiknas ini digelar.
Ini agenda yang besar, dan juga akan menyita perhatian cukup besar.
Bukan hanya aku, tetapi semua orang yang ada (dan berkepentingan) di dunia pendidikan di negeri ini.
Kedua, 'mengawal' Panitia GB (Gebyar Santri) 2011, acara tahunan santri Pondok Pesantren Modern Assa'adah (mirip dengan SDCnya CMBBS sekolah SMAku). Tahun ini aku dipercaya untuk menjadi pembimbing acara yang boleh dikatakan paling besar diantara kegiatan para santri, mendampingi anak-anak seusia kelas 2 SMA untuk mempersiapkan segalanya mulai dari Januari ini demi suksesi GB 2011.
Ketiga, meneruskan pembentukan Ikatan Alumni SMAN CMBBS bersama tim formatur dari teman-teman alumni yang belum kelar-kelar juga, yang udah setahun terbengkalai. Sejak 2010! dan ini udah tahun 2011 kan?
Memang terkadang sulit berkumpul bersama teman-teman yang sedang menempuh kuliah dan dengan kegiatan masing-masing ditempat yang tidak dekat satu sama lain,.
Dan aku akui membuat sebuah permulaan akan cukup menyita waktu, apalagi agar ikatan alumni ini benar-benar menjadi wadah yang tepat untuk menjadi tempat aspirasi dan silaturahmi alumni demi kemajuan almamaternya dan ikatan ukhuwah diantara kami.
Keempat, liburan 3 minggu ini akan kusempatkan untuk menengok bisnis yang mulai kurilis bersama kakekku di kampung halamanku di Ciboleger sana.
*sedang mencoba untuk benar-benar menjadi ekonom ceritanya mah. hhe..
Selanjutnya, memenuhi undangan seseorang untuk mengurusi beberapa hal mengenai bisnisnya yang pada kesempatan ini aku harus ke pergi ke Ibukota.
Entahlah si Ibu belum menentukan waktu tepatnya kapan kami akan kesana, tapi aku menyanggupinya pada 1 atau 2 hari diantara 3 minggu liburan semesterku ini.
Dan terakhir, sebelum tanggal 28 Januari 2011 -seperti tahun-tahun sebelumnya, aku harus bisa mendapatkan 'jaminan' untuk dapat kuliah di semester depan. Apalagi tabunganku yang semakin tipis, mungkin akan sulit untuk dapat dikatakan cukup agar bisa menambal kekurangannya (hufth..). Pokonya harus dapat, bagaimanapun caranya yang penting halal!
Atau jika tidak.. kejadian dua tahun lalu yang amat memilukan, (naudzubillah) akan terjadi lagi padaku.
*harus cari kerja tambahan ini mah..
Dan selebihnya, adalah rutinitas mengajar yang semoga tidak menjenuhkan, Ulangan Harian pertama, tugas-tugas, latihan-latihan, koreksian, pengulangan dan pendalaman materi (khusus untukku).
Rutinitas yang semoga ku tak terjebak didalamnya..
Dan saat ini aku hanya memohon pada Allah dengan doa yang amat aku sukai dari seorang sufi,
"Tuhan, aku tak meminta ringannya beban, pundak dan punggungku saja kuatkan..!"

Rabu, 12 Januari 2011

Sedikit Terlupakan

3 hari di rumah selama masa UAS ini mengingatkanku akan berbagai hal yang terlupa dan terpinggirkan sementara dari fikiranku selama ini.
Mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar, mulai dari hal bangun setiap shubuh sampai menjalani hidup ini, mulai dari punya sepatu sampai menuntut ilmu di perguruan tinggi, mulai dari bisa mengenalnya sampai mengenalNya.

Terkadang hal-hal kecil itu terkalahkan oleh rutinitas yang menjenuhkan hingga menjadikan semua itu terlupakan, terpinggirkan untuk sementara lebih tepatnya.
Juga keinginan-keinginan lain yang tak penting yang tak semestinya bermunculan, tapi justru malah merangkai menjadi satu.
Kecemburuan, keirihatian, ketidaksyukuran, keangkuhan, kesombongan, ketidakpentingan, justru bersamaku akhir-akhir ini -yang baru ku sadari bahwa ternyata itu menjadi sebab mengapa aku tak fokus menjalani semua ini.

Ah.. fokus!
itu saja kuncinya..!

Dan
bukankah jalan setiap masing-masing orang sudah di tentukan olehNya?
dan aku tahu jika Dia sudah menyiapkan jalan ini untukku.
Tinggal bagaimana aku menjalani semua ini dengan penuh ketekunan, kesungguhan, kegigihan dan keuletan.
Aku hanya kurang beryukur..

Tuhan, izinkanku bersembah sujud padaMu sebagai rasa syukurku atas apa yang Kau berikan.

Senin, 20 Desember 2010

Aku, Cinta, dan 'Cinta'

Cinta, tahukah engkau?
bahwa aku ternyata mencintai cinta,
aku cinta apa yang disebut dengan cinta,
aku cinta pencipta cinta,
ya..!
aku cinta sang pemilik cinta,
dan aku juga cinta dia yang mencintai cinta,
aku mencintai pencinta cinta,
aku juga cinta orang-orang yang mencintai dia yang mencintai cinta,
dan juga orang-orang yang mencintai sang pencipta dan pemilik cinta,
aku cinta aku yang mencintai cinta,
aku cinta dia yang mencintaiku,
dan akhirnya ku tegaskan hingga kuulangi,
aku mencintai cinta..!
dan..
aku cinta menjalani kisah cinta ini.
faham kau cinta..?!

Kamis, 30 September 2010

Tangga Kesuksesan

Baru tersadar,,.
Bahwa ketika kita merencanakan untuk mendaki gunung, yang menjadi tujuan kita adalah mendaki gunung tersebut, fokus utamanya adalah menaklukan gunung tersebut.
Yang kita pikirkan adalah hanya bagaimana caranya agar sampai di puncaknya.
Segala cara dan upaya akan kita lakukan untuk bisa berada di puncak gunung yang kita inginkan itu.

Sama halnya ketika kita mempunyai sebuah cita-cita dan keinginan-yang kata orang bijak, gapailah cita-citamu setinggi bintang di angkasa.
Banyak cara yang kita lakukan untuk menggapai cita-cita yang setinggi bintang diangkasa tadi.
Segala cara dan upaya pula akan dikerahkan untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan kita.
Kebanyakan dari kita, atau mungkin hampir dari semua dari kita, mencari bagaimana bisa berada di puncak tertinggi dari apa yang kita cita-citakan tadi.

Tapi ternyata ada hal yang luput dari pikiran kita.
Tanpa disadari, ketika kita hanya memikirkan bagaimana cara kita berada di puncak kesuksesan dan cara untuk melakukan perjalanan ke puncak yang kita inginkan itu, ada hal yang tidak pernah kita pikirkan.

Yaitu..,
Setelah kita mendaki gunung untuk mencapai puncak tertinggi, terkadang kita lupa bagaimana cara untuk turun dari puncak yang telah kita daki tersebut agar bisa kembali ke tempat asal kita berangkat.
(padahal lebih banyak orang tersesat saat turun dari gunung).
Setelah kita naik meniti tangga, terkadang kita lupa akan bagaimana kita bisa turun dari tangga tersebut.
Sama halnya ketika kita meniti jalan menuju kesuksesan, pikiran kita terpusatkan hanya untuk memikirkan dan merencanakan bagaimana kita bisa berada di puncak tanpa pernah memikirkan bagaimana cara menuruni tangga kesuksesan tadi.

Secara tidak langsung, ternyata kita telah merencanakan setengah perjalanan.
Tak merencanakan perjalanan yang sepenuhnya.

Menuruni tangga kesuksesan Penulis analogikan menjadi dua,
Pertama benar-benar turun dari tangga kesukesan. Itu artinya kita jatuh dari tangga kesuksesan tersebut.
Jika dimisalkan usaha, bangkrut atau gulung tikar istilahnya.
Kita jarang memikirkan hal tersebut karena memang kita tidak menginginkannya.Tapi apa yang pernah Penulis sampaikan, bahwa tak semua apa yang kita inginkan di dunia ini bisa terwujud dan sesuai dengan keinginan kita.
Hidup bagai roda yang berputar kadang di atas dan kadang berada di bawah.
Jadi apa salahnya kita berfikir bagaimana cara menghadapai keadaan turunnya kita dari tangga kesuksesan.
ketika kita siap sukses, saat itu pula kita harus siap gagal. agar ketika keduanya terjadi, kita benar-benar siap menghadapinya.

Dan yang kedua,
Menuruni tangga sama halnya dengan menyebarkan atau mengalirkan kesuksesan yang kita peroleh kepada orang lain. Bagaiamana kita bisa memanfaatkan apa yang kita peroleh dan kita miliki untuk kesejahteraan orang lain. Tidak hanya untuk sendiri.
Bagaimana menjadikan orang lain sukses adalah termasuk apa yang harus kita pikirkan ketika berada di puncak tangga kesuksesan.
bagi Penulis, itu salah satu makna dari “khorunnaasi anfa’uhum linnaasi”