Jumat, 27 April 2012

Upacara Seba (1)

Mungkin tak semua orang pernah mendengar dua kata dalam judul diatas. Namun bagi masyarakat Banten, warga Kota Rangkasbitung terutama, kata ini tak asing lagi ditelinga mereka.

Ini adalah tulisan pertama Penulis mengenai Upacara Seba, yang pada tahun ini Penulis berkesempatan langsung mengikutinya.

Seba berasal dari bahasa sunda, saba, yang berarti berkunjung atau mengunjungi. Adapun upacara Seba itu sendiri adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat suku Baduy, -sebuah suku pedalaman yang terletak di Desa Kanekes, Kecamata Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten- secara turun-temurun dengan mengunjungi kepala pemerintahan dimana suku Baduy berada, yaitu Bupati Kabupaten Lebak dan Gubernur Provinsi Banten. Upacara Seba dilaksanakan secara rutin setiap tahun pada minggu pertama, sebelum tanggal 10, bulan keempat penanggalan suku Baduy, yaitu bulan Sapar. Tahun ini upacara Seba jatuh pada hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 27 dan 28 April 2012.

Setelah suku Baduy melaksanakan berbagai tradisi pada bulan kawalu di kampung mereka masing-masing di desa Kanekes, mereka kemudian ‘turun gunung’, melakukan perjalanann secara berombongan menuju ibukota Kabupaten Lebak, Rangkasbitung untuk bertemu dengan Bupati, yang mereka sebut Bapa Gede. Kemudian meneruskan perjalanan tersebut menuju Ibukota Provinsi Banten yang tak lain kota Serang, untuk bertemu dengan Gubernur yang mereka sebut Ibu Gede. Rombongan upacara Seba hanya terdiri dari kaum laki-laki, baik dewasa maupun anak-anak.

Upacara Seba ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen mereka yang telah dipanen pada bulan kawalu. Untuk itu, pada upaca Seba ini, rombongan suku Baduy membawa beberapa hasil pertanian mereka berupa padi, pisang, gula, talas, beras yang ditumbuk yang disebut laksa dan aneka sayuran. Hasil bumi ini diserahkan secara simbolis oleh perwakilan dari suku Baduy kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten pada saat upacara Seba.

Tahun ini, Masyarakat suku Baduy diterima langsung oleh Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya di Pendopo Kabupaten Lebak. Yang kemudian dilanjutkan dengan harapan dan pesan suku Baduy yang diwakili oleh Jaro Dainah dan Jaro Dua Belas Saidi Putra.

Acara dialog antara pemerintah Kabupaten Lebak dan Suku Baduy menjadi acara penutup upacara Seba ini yang sebelumnya didahului penyerahan Laksa secara simbolis dari Suku Baduy kepada Pemerintah Lebak.

Setelah rangkaian acara dilakukan, suku Baduy menonton pertunjukan layar tancap yang sengaja dilaksanakan untuk penyambutan rombongan suku Baduy ini.

Selanjutnya, esok pagi rombongan masyarakat suku Baduy yang terdiri dari 1388 orang dari Baduy luar dan 51 dari Baduy dalam akan melanjutkan perjalanan dari kota Rangkasbitung menuju Serang sejauh 40 KM dengan berjalan kaki, dan tanpa alas kaki.

Tidak ada komentar: