Jumat, 17 Oktober 2014

Ujian

Kita pasti pernah (dan mungkin masih) memiliki teman yang menjengkelkan; partner kerja yang tak dapat diandalkan; tetangga yang seringkali menyulut kemarahan; atau bahkan kerabat yang membuat kita tak nyaman. Kita kadang jengkel, kesal, marah, menggerutu, hingga mengeluh karena keberadaannya. Bahkan kalau bisa, kita ingin pergi jauh-jauh hingga tak dapat lagi bertemu. Padahal dengan dipertemukan dengan mereka, bisa jadi itu adalah ujian bagi kita: ujian kesabaran.

Satu waktu kita dipertemukan dengan teman semasa kecil dulu. Lama tak bertemu, banyak sekali perbedaan tampak dari ia yang dulu. Ia dianggap lebih berhasil dilihat dari karir dan ukuran materi. Lalu kita membandingkan pencapaian kita yang menurut kita begini-begini saja dengan ia yang melesat jauh meninggalkan kita. Hingga kemudian kita kadang mengutuki jalan hidup yang hingga saat ini telah dijalani. Kadang kita tak sadar bahwa kedatangannya kembali pada kehidupan, bagi kita adalah sebagai sebuah ujian: ujian kesyukuran.

Pada waktu lain mungkin kita kehilangan hal-hal yang amat kita sukai; benda-benda kesayangan yang dicuri; kepergian orang-orang yang begitu kita cintai –entah sementara atau selamanya; Lalu kita marah pada Tuhan karena ketidakadilan-Nya, versi kita. Hingga kadang kita dibuat lupa pada doa-doa yang kita inginkan, Allah jawab dengan sebuah ujian: ujian keikhlasan.

Sekali bahkan beberapa kali dalam hidup kita pasti pernah disakiti, dikhianati, dicaci, dimaki, dijauhi, diterlantarkan, dibuang, dihina oleh orang lain atau oleh orang terdekat bahkan. Hingga bisa jadi kita merasa manusia paling menderita dan malang yang pernah ada. Padahal itu pun pasti sebuah ujian: ujian kedewasaan. Ujian yang dapat membuat kita menjadi lebih kuat, lebih bijak, dan lebih tegar dan lebih siap menghadapi jalan hidup yang membentang di depan.

Pada orang-orang yang Allah dekatkan dengan kita, bisa jadi mereka adalah ujian: ujian kesabaran, kesyukuran, keikhlasan, kedewasaan, dan ujian-ujian lain.

Dengan mengirimkan mereka, mungkin itulah cara Allah membuat kita lebih sabar, lebih bersyukur, lebih ikhlas, lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih bijak. Bisa jadi kan?

Tidak ada komentar: