Seperti halnya masa lalu, masa
depan pun kadang datang tanpa pernah kita undang. Dengan seenaknya ia datang
bersama kenangan sembari menebar harapan. Aku sesungguhnya tak peduli siapa
dirimu; benarkah akan menjadi masa depanku atau hanya selintas datang lalu
pergi begitu saja hingga mengkristal menjadi kenangan. Aku pun tak peduli akan
menjadi apa dirimu di masa depanku nanti; sekedar teman atau menjadi seseorang
yang begitu spesial hingga kematian datang. Aku hanya ingin bertanya,
tidakkah kau datang setelah aku undang saja?
Rasa-rasanya kita terlalu awal
untuk bertemu. Kau terlalu dini untuk datang pada kehidupanku. Aku belum
belajar bagaimana menahan rindu. Aku juga belum tahu cara mengungkap cinta
selain dengan doa. Aku bahkan belum tahu bagaimana menghadap pada ayah seorang
wanita sebaya.
Kau tak pernah tahu ‘kan
bagaimana rasanya dikoyak rindu yang kemudian berujung pilu?
Kau juga tak pernah merasa ‘kan
bagaimana memendam rasa yang belum saatnya tiba?
Dan tentunya kau juga tak pernah
tahu bagaimana perasaan lelaki saat memutuskan menghadap ayah seorang wanita
yang padanya si lelaki menyimpan rasa?
Mungkin aku harus belajar lebih
banyak untuk mencintaimu hanya dengan rindu.
Aku perlu waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar