Sungguh, aku tak pernah bisa membayangkan berada pada posisimu sekarang. Barangkali sulit rasanya menerima ditinggalkan seseorang yang pernah menjanjikan sebuah kepastian. Aku laki-laki. Sedangkan kau perempuan, yang selalu memakai rasa dalam setiap peristiwa. Mudah saja bagiku, aku hanya perlu logika. Tapi sekali lagi kau perempuan, makhluk pengguna sejuta rasa.
Ditinggalkan begitu saja tanpa maaf dan pamit, oleh seseorang yang pernah mendapat tempat istimewa mungkin amatlah sakit. Aku lebih memilih ditinggalkan seorang ayah, atau ditinggalkan kekasih yang tak pernah menjanjikan apa-apa daripada harus menjadi dirimu saat ini. Ah, lagi-lagi membayangkan berada di keadaanmu bagiku amatlah sulit.
Maafkan aku telah lancang membahas ini. Maafkan. Tapi aku yakin dan percaya, seiring berjalannya waktu, semua akan berlalu. Aku, dan mungkin kau juga, telah diajari dan belajar bahwa waktu selalu menjadi pengobat segala. Segala rasa: sakit, perih, pedih, pilu, duka, suka bahkan bahagia pun kadang hilang bersama waktu.
Namun jika kau masih ragu, mungkin aku bisa menjadi obat sekaligus penawar bagimu?
Caranya? Mari kita duduk dan diskusikan bersama.
Caranya? Mari kita duduk dan diskusikan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar