Saat teman-temanmu berkendara motor dan mobil pribadi, kau sangat menyukai naik kendaraan umum dan kereta api. Bagimu tak berkendara pribadi bukan hanya perkara filosofis, tapi memang sudah menjadi gaya hidup yang telah mengakar kuat. Lihat, bagaimana dalam hal ini kau telah membuatku terpikat.
Saat orang-orang tampil dengan berbagai gaya busana, kau tetap memakai kerudungmu yang rapi lagi sederhana. Dipadupadankan dengan penampilan yang seringkali membuatku tercengang. Padahal biasa saja menurut orang-orang. Tak peduli kau berkali-kali memakai jenis busana yang itu-itu saja dengan warna kerudung yang selalu sama: hijau tosca, biru langit, dan jingga. Bagiku, justru semua itu tampak istimewa.
Saat wanita lain membeli berbagai kosmetik untuk mempercantik diri, kau lebih memilih membelanjakan hartamu pada buku-buku yang kau sukai, pada perjalanan ke tempat-tempat yang ingin kau kunjungi. Juga saat mereka menghabiskan uangnya berbelanja di butik-butik mewah, kau justru menggunakannya untuk beperjalanan ke negeri antah berantah.
Aku menemukan kata sederhana pada setiap langkahmu, cara berjalanmu, sikapmu, tingkah lakumu, cara bicaramu, cara dudukmu, busanamu, kerudungmu, hingga senyummu. Aku bahkan harus mencari kata lain yang lebih sederhana dari kata sederhana.
Kata sederhana telah melekat pada namamu. Dirimu adalah sederhana itu sendiri. Maka jangan heran jika definisi kata sederhana dalam kamusku juga amatlah sederhana: kamu.
Lalu, harus kupersembahkankah padamu cinta yang sederhana pula?
Semoga jawaban kita sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar