"Simpanlah mimpi besarmu, sedikit demi sedikit kau mewujudkannya menjadi nyata." -Yollanda Octavitri, seorang kawan.
Diketik melalui ponsel dengan penuh kesabaran, dari sudut sebuah
bangunan di desa yang ada di salah satu dari 113 kabupaten tertinggal di
Indonesia, saya ingin coba menuliskan sedikit tentang latar belakang
perjalanan saya keliling Banten dengan sepeda sendirian hari ini dan beberapa
hari kedepan.
Sedikit berlebihan memang, karena sudah amat banyak orang-orang yang
menggunakan sepeda dalam beperjalanan jarak jauh: antar kota, antar
pulau, antar negara, bahkan antar benua; keliling Jawa, keliling
Indonesia, keliling Eropa, keliling Amerika Selatan, bahkan keliling
dunia. Dan saya? hanya keliling Banten. Tak ada apa-apanya. Tapi karena tak ada cerita yang lebih indah dari cerita tentang diri
sendiri, ingin coba saya lanjutkan tulisan ini. Jadi yang tak tertarik
-dan daripada membuang waktu, silahkan akhiri bacaannya sampai kalimat
ini saja. :D
Setiap dari kita pasti punya mimpi, mimpi besar. Entah itu mimpi bagi
diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, juga agama. Pun
begitu dengan saya -yang hobi bersepeda, senang beperjalanan, menyukai
fotografi, dan cinta pada daerah sendiri punya mimpi besar yang ingin
diwujudkan. Banyak cara yg dilakukan demi terwujudnya mimpi-mimpi kita. Banyak bentuk
usaha yg ditempuh sebagai upaya untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Saya
sendiri memilih menggabungkan keempat hal yang selama ini saya jalani tadi sebagai salah satu
upayanya. Dan kemudian saya pun memutuskan untuk mengupayakannya tidak
nanti jika sudah menjadi ini dan itu, tapi sekarang, saat ini juga (walau hanya permulaan). Masa depan tak ada yang tahu, umur tak ada yang
menjamin bukan?
Maka jika ada yang bertanya-tanya mengapa saya mau menempuh perjalanan
dengan mengayuh sepeda sejauh 569 kilometer sendirian tanpa kawan,
jawabannya karena sebuah mimpi. Ya, mimpi. Mimpi apa itu? Sebuah mimpi besar yang biarlah waktu saja yang akan menjawabnya.
Dan karena perjalanan ini merupakan awal dari salah satu mimpi besar saya untuk Banten, maka perjalanan ini saya namakan: muqoddimatussafar.
Dan karena perjalanan ini merupakan awal dari salah satu mimpi besar saya untuk Banten, maka perjalanan ini saya namakan: muqoddimatussafar.
Rute Muqoddimatussafar
Pandeglang, 15 Juni 2013
*Tulisan saat perjalanan keliling Banten beberapa waktu yang lalu, tulisan aslinya disini. Tulisan-tulisan selanjutnya, mohon tunggu ya.. #sokpenting #plak